Kamis, 10 September 2015

PONDASI


Pengertian Pondasi

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1.      Keadaan tanah pondasi
2.      Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3.      Waktu dan biaya pekerjaan
4.      Keadaan daerah sekitar lokasi
5.      Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1.      Pondasi harus ditempatkan di tanah keras.
2.      Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3.      Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Macam macam pondasi
1. Pondasi rollag bata
Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan. Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan. Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakanuntuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.

2. Pondasi batu kali
Pondasi batu kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah tinggal. Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat, pondasi ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 cm.
Bahan lain yang murah sebagai alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton bongkaran jalan. Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d K-300. Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat.Ukurannya rata – rata 30 x 30 Cm.

3. Pondasi sumuran
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 cm dengan kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati.

4. Pondasi plat beton lajur
Pondasi palt beto lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari beton bertulang tetapi harganya lebih mahal dibandingkan dengan pondasi batu kali.Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi pondasi plat beton lajur adalah pengganti pondasi batu kali.

5) Pondasi bor mini / Strauss pile
Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan pada kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang lapisan tanah kerasnya berada jauh dari permukaan tanah. Pondasi ini bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau bangunan dua lantai. Kedalamannya 2 – 5 meter.Ukuran diameter pondasi mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin bor atau secara manual.Di atas pondasi bor mini ada blok beton ( pile cap ). Pile cap ini merupakan media untuk mengikat kolom dengan sloof.

Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada bangunan – bangunan bertingkat.Jenis pondasi dalam, yaitu :

1.     Bore pile
Bore pile adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter. Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi. Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang  sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton. Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas. Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.

2. Tiang pancang / Paku bumi
Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya sja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.

PRAKTEK KAYU

PEMBUATAN PALU KAYU


A.   LANDASAN TEORI
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan kepada benda. Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan menghancurkan suatu obyek. Palu dirancang untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam bentuk dan struktur. Bentuk umum palu terdiri dari gagang palu dan kepala palu, dengan sebagian besar berat berada di kepala palu. Desain dasar palu agar mudah digunakan, tetapi ada juga model palu mekanis yang dioperasikan untuk keperluan yang lebih besar.
Dalam praktikum ini kita akan membuat benda kerja palu terbuat dari kayu dengan dimensi 6 x 4 x 15 untuk kepala kayu dan 4 x 3 x 30 untuk gagang palu.

B.   TUJUAN
Tujuan praktikum pembuatan alat kerja palu kayu ini antara lain
1.      Dapat mengetahui bahwa kayu bisa direkatkan dengan lem kayu / lem fox.
2.      Dapat membuat benda kerja secara manual
3.      Dapat menggunakan peralatan kayu sebagaimana fungsi nya
4.      Dapat belajar cara memahat yang benar

C.   PERALARAN DAN BAHAN
Alat      :                                                                       Bahan  :
1.      Penggaris Siku                                                       1.  Kayu dimensi 6 x 4
2.      Pensil                                                                     2.  Kayu dimensi 4 x 3
3.      Pahat                                                                      3.  Lem kayu
4.      Kampak                                                                 4.  Air
5.      Golok                                                                    5.  Kain
6.      Batu Asah
7.      Klem
8.      Ketam listrik
9.      Gergaji
10.  Amplas
11.  Kikir
12.  Meteran



D.   LANGKAH KERJA
1.      Persiapkan dan gunakan perlengkapan safety sebelum praktek dimulai
2.      Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum
3.      Cek pahat, kampak, golok  satu per satu, asah terlebih dahulu peralatan pekakas sebelum digunakan. 
4.      Dalam teknik mengasah suatu pekakas , kita harus mengasah dalam satu arah.
5.      Siapkan kayu dengan dimensi ukuran 6 x 4 untuk kepala palu dan dimensi 4 x 3 untuk gagang palu
6.      Sebelum melakuakan pengukuran dan pemotongan, kayu untuk kepala palu dihaluskan pada satu sisi nya dengan menggunakan ketam listrik sampai halus dan tidak memiliki pori-pori, dan untuk gagang palu kayu yang dihaluskan di keempat sisi nya.
7.      Kemudian ukur dengan penggaris dengan panjang 30 cm kedua dimensi kayu tersebut, lalu beri tanda garis dengan menggunakan pensil atau spidol
8.      Setelah itu masuk ke tahap penggergajan, gergaji pas pada garis yang telah kita buat sampai terpotong. Lakukan pada kedua dimensi kayu tersebut.
9.      Maka kita dapatkan untuk kepala palu dengan volume 6 x 4 x 30 dan  volume 4 x 3 x 30 untuk gagang palu
10.  Selanjutnya kita belah menjadi dua kayu yang volume nya 6 x 4 x 30 menjadi 6 x 4 x 15
11.  Ukur dengan menggunakan penggaris dan beri tanda garis, lalu lakuakan penggergajian hingga terpotong menjadi dua bagian yang sama panjang dengan menggunakan gergaji.
12.  Besihkan kayu dari debu kayu hasil penggergajian dengan menggunakan kain.
13.  Sebelum pengeleman kayu, kedua potongan kayu tersebut digesek gesek pada bagian sisi yang sudah dihaluska.
14.  Selanjutnya beri lem kayu pada bagian kayu yang permukaan nya sudah dihaluskan.
15.  Lalu tempelkan bagian permukaan kayu selanjutnya yang sudah dihaluskan diatas kayu yang sudah terdapat lem kayu.
16.  Kemudian gosok –gosok kedua kayu tersesebut sampai merata dan semua bagian kayu yang permukaan nya sudah dihaluskan terisi dengan lem kayu.
17.  Luruskan kedua kayu tersebut hingga sama panjang.
18.  Setelah selesai, letakan kayu tersebut diatas klem, beri alas pada bagian atas dan bawah berupa kayu.
19.  Kemudian putar kunci dengan kuat klem tesebut hingga keluar lem dari kedua sisi kayu tersebut yang sudah direkatkan dengan lem. Jangan sampai kedua kayu yang sudah ditempelkan bergeser, harus tegak lurus dan sama panjang.
20.  Diamkan selama 24jam supaya kedua belah kayu tersebut menempel menjadi satu
21.  Setelah itu buka kuncian klem tersebut sehingga kayu siap untuk di pahat.
22.  Buatlah ukuran kayu sesuai dimensi gagang palu di pas titik tengah kayu yang sudah di lem tersebut
23.  Beri tanda dengan penggaris, agar tidak terjadi kelonggaran pada saat memasukkan gagang palu nya, ukuran yang sebelum nya di kurang 0,2cm di keempat sisinya.
24.  Lalu lakukan pemahatan dengan menggunakan pahat dan kampak.
25.  Pertama pahat keempat sisi yang sudah diberi garis hingga menyerupai kotak.
26.  Selanjutnya mulai pahat bagian ¼ bagian kotak, ½ bagian kotak, dan ¼ bagian kotak lakukan berulang kali hingga kayu menjadi berlubang.
27.  Setelah selesai memahat masukkan perlahan-lahan gagang kayu kedalam lubang kayu yang kita buat dikepala kayu. Pukul perlahan-lahan dengan kampak hingga memenuhi lubang kayu tersebut.
28.  Apabila pemahatan kayu sudah sampai ¾ lubang dan sisa sedikit lagi, sebaiknya dibalik dan dipahat dari bawah hingga bertemu dengan lubang pahat yang sudah kita pahat dari atas. Hal ini bertujuan agar kayu yang sudah kita pahat tidak pecah dan retak.
29.  Palu kayu sudah selesai, saat nya finising pada palu kayu nya
30.  Haluskan dan serut pada bagian semua sisi sudut gagang palu kayu dengan golok pelan-pelan. Bertujuan untuk memudahkan tangan kita memegang palu tersebut dan nyaman untuk dipegang.
31.   Sisi sudut pada kepala palu juga harus di haluskan dan diserut. Setelah selesai lakukan penghalusan dengan menggunakan amplas hingga semua sisi pada palu halus dan tidak ada lagi pori-pori nya.
32.  Palu kayu siap dikumpulkan untuk dinilai dan dapat digunakan di praktik selanjutnya